Sekolah Perkumpulan Mandiri (SPM) 1st International Lighthouse School - 7 Habits from FranklinCovey Saya mulai menyekolahkan Jason (kelas 11) di SPM sejak usianya 2,5 tahun. Alasan utama memilih sekolah ini karena ingin Jason jago berbahasa Inggris. Saya merasa memiliki keterbatasan dalam bahasa Inggris, sehingga ingin anak saya punya kemampuan yang jauh lebih baik dari saya. Dan, saya tidak salah pilih sekolah. Sejak kecil, Jason sudah fasih berbahasa Inggris, melampaui orang tuanya. Aksennya pun bagus, seperti native speaker. Terakhir, ia dan tim (6 orang) mewakili SPM dalam lomba debat Regional Senior High School Model United Nation di San Fransisco, dan menjadi salah satu juara. Saya juga tertarik pada sistem pengajaran di SPM. Di sini, belajar dilakukan 2 arah, guru dan murid sama-sama bisa berdiskusi. Di setiap kelas, mulai dari jenjang kindergarten sampai Senior High School, murid dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil, yang memungkinkan mereka untuk selalu berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi. Selain untuk melatih kemampuan berkomunikasi, hal ini juga akan membuat mereka tumbuh menjadi anak yang tak ragu mengeluarkan pendapat dan lebih percaya diri. Proses belajar-mengajar pun jadi lebih efektif. Ini juga yang membuat saya memutuskan untuk terus menyekolahkan Jason di sini, sampai kelak ia tamat Senior High School. Jason yang pemalu, merasa nyaman di sekolah ini. Karena menerapkan kelas kecil, mereka semua jadi dekat. Tak hanya dengan teman sekelas, tapi juga dengan adik dan kakak kelas. Jadi, tidak ada senioritas atau bully. Saya merasa aman `menitipkan' anak di sini. (Eileen Manampiring, mama dari Jason kelas 11 di SPM)